Kamis, 15 Oktober 2009

Misteri Ayat Al Quran Dengan Gempa Padang

Padang (Ansor Online): Ketua Komisi Fatwa MUI Sumbar H Gusrizal Gazahar Lc menegaskan, umat jangan memaksakan kejadian yang terjadi di muka bumi Allah, dengan penomoran ayat dalam al Quran.

“Makna ayat dalam al Quran, sudah tentu benar. Akan tetapi, menghubungkan penomoran al Quran dengan peristiwa yang telah terjadi, merupakan sikap mengada-ada. Jika dibiarkan berlarut, akan berkembang ke hal yang tak baik dan bisa jatuh pada perbuatan yang dilarang oleh Allah. Jangan dipaksakan seperti itu,” ungkap Gusrizal.


Gusrizal dimintai tanggapannya, seputar banyaknya beredar pesan singkat (SMS) melalui telepon seluler yang isinya, mengait-ngaitkan waktu kejadian gempa Rabu (30/9) di Sumbar dan Kamis (1/10) di Jambi, dengan apa-apa yang telah dijelaskan Allah dalam al Quran.

“Tak bisa dipaksakan pemahaman antara waktu kejadian gempa, dengan penomoran surat dalam al Quran. Sebab, di masing-masing daerah, penomoran surat ini tak sama,” tegas Guzrizal

Gempa dengan kekuatan 7,9 SR di Sumbar, kejadiannya disebutkan sekitar pukul 17.16. Gempa susulannya terjadi pada pukul 17.58. Keesokan harinya, 1 Oktober, gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya sekitar pukul 08.52.

“Penentuan waktu kejadian ini, apakah telah sama untuk semua lembaga. Kemudian, apa yang menjadi titik acuannya,” tegas Gusrizal

Jika kita simak waktu gempa ini, dia akan menuntun kita pada QS. Al Israa’ (17) ayat 16. Dalam ayat ini dijelaskan, “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

Kemudian, gempa susulan 17.58 bisa dikaitkan dengan QS. Al Israa’ ayat 58 yang artinya “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”

Selanjutnya, gempa susulan di Jambi pada 8.52 yang bisa dirujuk dengan QS. Al Anfaal: 52 yang maknanya; “(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”

Fakta ini, menurut Gusrizal, tak bisa dikaitkan semudah itu saja. Sebab, musibah-musibah yang dialami boleh jadi merupakan Ujian bagi keimanan dan kesabaran seseorang karena ini merupakan keniscayaan dalam hidup (QS Al-Ankabut: 2-3). Selain itu, boleh jadi juga bencana sebagai cara yang ditempuh Allah guna pengampunan dosa (QS Al Imran 140-141).

Bagi umat yang awam, sebut Gusrizal, tak dituntut untuk bisa memahami al Quran sendiri. Sebab, penjelasan al Quran itu dijelaskan oleh al Quran itu sendiri, melalui sunnah dan pemahaman melalui ulama. “Khusus bagi umat yang awam, silahkan bertanya ke ulama, jangan ditelan mentah-mentah apa yang beredar,” harapnya. (posmetro padang)

3 komentar:

  1. Berita Selengkapnya
    Komentar (6) Pelacakan (0) Tinggalkan Komentar Pelacakan

    1.
    Alv Muhayyar
    October 6th, 2009 at 12:26 | #1
    Reply | Quote

    tu semua kehendak Allah…
    KUNFAYAKUN….

    al-qur’an bersifat universal.. jdi siapa saja dpt memahaminya….
    tapi jgn sekali-kali menafsirkan dgn logika… sebab itu perbuatan nista…..

    BalasHapus
  2. 2.
    ali (PW GP Ansor Jambi)
    October 6th, 2009 at 15:23 | #2
    Reply | Quote

    Betul pak… Kalo dikaitkan dengan makna ayat2 tersebut diatas, seolah-olah masyarakat Sumbar dan Kerinci Jambi adalah masyarakat yang kurang taat kepada ALlah sehingga dihukum oleh Allah,ini tentu melukai hati mereka disaat sedang menderita.Biarlah ALlah yang menilai apa yang sedang terjadi, sedangkan kita harus dapat mengambil hikmah dari peristiwa itu. Wllahu a’lam bish shawab

    BalasHapus
  3. 3.
    arham
    October 6th, 2009 at 21:01 | #3
    Reply | Quote

    wallahu a’lam…ktai jangan terllu cepat berkesimpulan n membenarkan 100% kabar angn yg beredar d masyarkt…klo bgi2 setiap daerh hrus waspada soalx sy ykin pasti tiap daerah d indonesia ini tdk lput dr perbuatn yg d larang o Allah,,n jgnlah kta mlukai hti saudra kta d sumbar sna…kya tong tdk ada dosata!!!
    4.
    erinda
    October 7th, 2009 at 12:32 | #4
    Reply | Quote

    semoga ini semua bukan termasuk adzab dari Allah tapi merupakan sebuah ujian yang akan menjadikan derajat kita jadi lebih tinggi. Amiin
    (2:156-157)
    5.
    hari
    October 12th, 2009 at 23:12 | #5
    Reply | Quote

    cobaan atau anugerah semua adalah sama bagi hati yang ikhlas, sbg umat-Nya yang beriman tentu kita harus percaya dgn al Qur,an.
    sbg manusia kita hanya bisa membantu & berdoa agar semua bisa menjadi lebih baik, krn semua itu bisa terjadi pada kita.
    Alloh menciptakan perbedaan agar dunia menjadi berwarna & indah tanpa perlu saling menyakiti.
    semoga cobaan ini bisa membuat kita lebih dekat pada-Nya.
    6.
    Aswendy Dahdir
    October 15th, 2009 at 19:36 | #6
    Reply | Quote

    Your comment is awaiting moderation.

    Assalamu’alaikum…wr wb.
    Ayat Al Qur’an tidak boleh di INGKARI, jangan dicari-cari dalil lain.QS. Al Israa’ (17) ayat 16. maupun QS. Al Israa’ ayat 58 terjemahannya adalah demikian, soal cocok dengan kejadian gempa, tidak perlu diDEBAT, cukup di pahami, dan jangan lupa Umat Islam harus membaca QS yang lain. mari do’a kan “semoga musibah ini bukan termasuk adzab dari Allah tapi merupakan sebuah ujian yang akan menjadikan derajat kita jadi lebih tinggi. Amien !

    BalasHapus

Silahkan tinggakan komentar dunsanak di formulir nangko